Minggu, 02 November 2008

SOEBRONTO LARAS

 
 
  
 ► e-ti 
 Nama:
Soebronto Laras
Lahir:
Jakarta, 5 Oktober 1943
Jabatan:
Presiden Direktur PT Indomobil Suzuki Internasional

Isteri:
Herlia Emmi Yani, putri Almarhum Jenderal Ahmad Yani
Anak:
Dua Orang

Pendidikan:
-SD Perguruan Cikini, Jakarta, 1958
-SLP Perguruan Cikini, Jakarta, 1961
- SLA Harapan Kita, Jakarta, 1964
-Paisley College (Mechanical Engineering), Scotlandia, 1969
- Hendon College (Business Administration), London, United Kingdom, 1972

Karir:
- Direktur PT Saphira Pillar Motor (1972-1974) 
- Direktur First Chemical Industry (1974) 
- Dirut PT Indohero Steel Engineering & Co. 
- Dirut PT Indo Mobil Utama dan Wakil Dirut PT Suzuki Indonesia 
- Manufacturing (1976) 
- Wakil Dirut PT Suzuki Engine Industry 
- Dirut PT National Motors Co. dan Dirut PT Unicor Prima Motor 
(1984) 
- Komisaris PT Jurnalindo Aksara Grafika (1985) 
- Presiden Direktur PT Indomobil Suzuki Internasional

Alamat Rumah:
Jalan Bonang 7, Jakarta Pusat Telp: 331195 
 
 
   


 

 
► Selamat datang di situs gudang pengalaman  ► Thank you for visiting the experience site  ► TOKOHINDONESIA DOTCOM  ► Biografi Jurnalistik   ► The Excell

 Personifikasi

Suzuki di Indonesia

 

Subronto Laras, Presiden Direktur 

PT Indomobil Suzuki Internasional, 

pengusaha yang membesarkan 

merek Suzuki di Indonesia. Tangan 

dingin pria kelahiran Jakarta, 

5 Oktober 1943, ini telah membawa 

produk-produk Suzuki meraih sukses 

pangsa pasar yang cukup besar 

di Indonesia.

Bahkan tak berlebihan bila disebut dialah 

personifikasi Suzuki di negeri ini. 

Namanya identik dengan Suzuki. 

Suzuki adalah Soebronto Laras. Atau 

sebaliknya, Subronto Laras adalah Suzuki. 

Dua nama yang tak terpisahkan.


Beberapa jenis otomotif merek Suzuki 

telah diluncurkannya. Satu yang paling 

anyar dan merupakan pewujudan impian 

lamanya, adalah Suzuki APV, kendaraan 

multiguna (Multi Purpose Vehicle, MPV). 

Dia selalu bersemangat jika diajak bicara 

soal impiannya ini.

 

Saat ditanya di sela acara peluncuran 

buku biografi Soebronto Laras berjudul 

Meretas Dunia Automotif Indonesia, 

Minggu (15/5), di Grand Ballroom, 

Hotel Hilton, mengapa Suzuki APV 

memakai mesin 1.500 cc dan bukan yang 

lebih besar dari rata-rata pesaingnya? 

Dia menjawab bahwa mesin berkapasitas 

1.500 cc adalah batasan minimum dari 

aturan pajak 20 persen. Kalau lebih dari itu 

maka pajaknya lebih tinggi dan harganya

akan lebih mahal. ”Suzuki APV bisa saja

memakai mesin 1.600 cc, tapi harganya 

jadi lebih mahal sepuluh jutaan,” jelas 

tokoh yang akrab dipanggi Yonto itu.

 

Soebronto Laras memang dibesrakan 

dalam keluarga yang menggumuli 

dunia otomotif. Ayahandanya, R. Moerdowo 

(almarhum) adalah importir mobil Citroen, 

Tempo dan Combi sejak 1949. 'Maka sejak 

kecil dia sudah tertarik kegiatan bengkel,''

 ujar perakit motor dan mobil Suzuki itu. 

Dia mengecap pendidikan SD sampai SLA 

di SD Perguruan Cikini, Jakarta, 1958, SLP 

Perguruan Cikini, Jakarta, 1961dan  

SLA Harapan Kita, Jakarta, 1964. 

Setamat SLA, Yonto melanjutkan studi 

rekayasa mesin di Paisley College for 

Technology, Scotlandia, 1969. Kemudian 

melanjut ke Hendon College for Business 

Management, di London, United Kingdom, 

1972. Selagi di sanalah ia bergaul akrab 

denga Roesmin Noerjadin 

(mantan Menteri Perhubungan), dan 

Benny Moerdani (mantan Pangab). Sebab, 

Yonto sempat menjadi staf lokal Atase 

Pertahanan di KBRI London. 

Kembali dari Inggris, 1972, anak kedua 

dari empat bersaudara ini berkenalan 

dengan Atang Latief, pemilik Bank 

Indonesia Raya dan sejumlah kasino 

(ketika itu). Bahkan Yonto menjadi orang 

kepercayaan Atang. Ia menjabat Direktur 

PT First Chemical Industry, yang bergerak 

dalam bidang formika, alat-alat plastik, 

dan perakitan kalkulator.

 

Empat tahun kemudian ia menjadi dirut 

perusahaan perakitan motor mobil Suzuki.

''Saya berani karena didukung penuh oleh 

Pak Atang Latief,'' kata Yonto. Dari sebuah 

perusahaan yang nyaris bangkrut, 

kemudian berkembang hingga beromset 

ratusan milyar kala itu.

 

Kemudian sejak 1981 bisnisnya 

bertambah kuat dengan masuknya 

grup Liem Sioe Liong. Pada 1984, ia 

menjadi Dirut PT National Motors Co. dan 

PT Unicor Prima Motor, perakit mobil Mazda, 

Hino, dan sepeda motor Binter. 

Pada masa remajanya, Yonto pernah 

menjadi pembalap motor, bersama 

antara lain Tinton Soeprapto. Pada hari- hari 

libur, bersama teman-temannya, ia masih 

suka menunggang motor Suzuki 1.000 cc 

ke luar kota. Kalau ada produksi baru hasil 

rakitan pabrik mobilnya, Yonto tidak pernah 

absen ikut menguji. 

Dia menikah dengan Herlia Emmi Yani, 

putri Almarhum Jenderal Ahmad Yani, 

dikaruniai dua anak. Yonto menyenangi 

jogging, tenis, renang, rally, dan bulu tangkis. 

Ia juga memiliki koleksi sepeda motor dan 

anjing ras herder dan doberman. 

Tidak ada komentar: