Minggu, 02 November 2008

ALIM MARKUS


 
 
  
 ► e-ti/maspiom 
 Nama:
Alim Markus
Lahir:
Surabaya, 24 September 1951
Jabatan:
Presidenn Direktur Grup Maspion

Istri: 
Sriyanti
Anak:
Dua laki-laki dan lima perempuan
Orangtua:
Ayah Alim Husin, Ibu Angkasa Rachmawati
Saudara kandung:
Alim Mulia Sastra, Alim Satria, dan Alim Prakasa

Pendidikan: 
Tidak tamat SMP 

Maspion singkatan dari:
Mengajak Anda Selalu Percaya Industri Olahan Nasional.

Prinsipal Asing:
1. Samsung, dari Korea 
2. Marubeni, dari Jepang
3. Dupont, dari Jepang 
4. Ishizuka, dari Jepang

Anak Perusahaan:
1. PT Maspion
2. PT Royal Chemical
3. PT Maspion Flatware
4. PT Indofibre Mattres Indonesia
5. PT Samsung Maspion Indonesia 
6. PT Altap Prima Industrial Estate 
7. PT Alumindo Industrial Estate 
8. PT Trisula Pack Indah 
9. PT Indofibre Mattress 
10. PT TFC Maspion Indonesia 
11. PT Alaska Maspion Indonesia.
12. PT Maspion Kencana
13. PT Indal Steel Pipe
14. PT Alumindo Light Metal Indutsry
15. PT Aneka Kabel Cipta Guna
16. PT Indal Aluminium Industry
17. PT Indalex
18. PT Bintang Osowilangun
19. PT Maspion Industrial Estate
20. Bank Maspion 
21. Maspion Securities 
22. Maspion Money Changer
23. Maspion Mall 
24. Wisma Maspion 
25. Wisma Moneter 
26. Pondok Maspion 
27. CIMAC
28. Plaza Maspion

Karyawan Grup Maspion:
30.000 orang 

 
 
   


 

 
► Selamat datang di situs gudang pengalaman  ► Thank you for visiting the experience site  ► TOKOHINDONESIA DOTCOM  ► Biografi Jurnalistik   ► The Excellent Biography  ► Database Tokoh Indonesia terlengkap yang tengah dikembangkan menjadi Ensiklopedi Tokoh Indonesia online  ► Anda seorang tokoh? Sudahkah Anda punya "rumah pribadi" di Plasa Web Tokoh Indonesia?  ► Silakan kirimkan biografi Anda ke Redaksi Tokoh Indonesia ► Dapatkan Majalah Tokoh Indonesia di Toko Buku Gramedia, Gunung Agung, Gunung Mulia, Drug Store Hotel-Office & Mall dan Agen-Agen atau Bagian Sirkulasi Rp.14.000 Luar Jabotabek Rp.15.000 atau Berlangganan Rp.160.0000 (12 Edisi) ► Segenap Crew Tok

Maspion Berawal dari 

Lampu Teplok


Maspion, Mengajak Anda Selalu Percaya 

Industri Olahan Nasional. Alim Markus, 

Presiden Direktur Grup Maspion, 

ini bangga dengan berbagai produknya 

yang disebutnya merupakan produk 

bangsa sendiri (nasional). 

Maspion yang berawal dari industri rumah 

tangga lampu teplok yang sederhana, 

itu dirintis Sang Ayah, Alim Husin, 

pada tahun 1961, telah menjadi 

perusahaan konglomerasi dengan 

puluhan anak perusahaan dan berbagai 

jenis produk serta menampung 30.000-an 

karyawan. 

Sebagian besar ibu rumahtangga pasti 

pernah bersentuhan dengan produk Maspion. 

Apakah itu panci teflon, termos plastik, 

kulkas, kompor gas, pompa air, kipas angin, 

kulkas, AC, tempat tidur, aluminium foil, 

lampu neon, pompa air dan segala macam. 

Beragam produk mulai yang sederhana 

hingga yang rumit pengoperasiannya, 

beredar luas di seluruh Indonesia hingga 

ekspor ke mancanegara, membuat nama 

Maspion begitu familiar dan mudah dikenal. 

Namun pasti sedikit ibu rumahtangga yang 

paham bahwa bisnis Maspion berawal dari 

kisah lampu teplok yang sederhana. 

Sesedikit itu pula yang mengetahui bahwa 

sebelum Alim Markus, Presiden Direktur 

Grup Maspion, adalah ayahnya sendiri 

Alim Husin yang memulai usaha lampu 

teplok ini berbahan baku aluminium dan 

logam di Jawa Timur pada tahun 1961 lalu. 

Kini, pengakuan pasar terhadap nama 

Maspion pembuktiannya bukan cuma 

sebatas produk-produknya digunakan 

secara luas di Indonesia dan mancanegara. 

Melainkan, ini yang terutama, Maspion telah 

dipercaya berbagai prinsipal asing untuk 

mendirikan usaha patungan secara equal. 

Seperti dengan Grup Samsung dari Korea, 

Grup Marubeni dari Jepang, maupun 

dengan Dupont dan Ishizuka dari Jepang. 

Grup Maspion biasanya mengambil porsi 

kepemilikan saham hingga 50 persen di 

semua anak perusahaannya. 

Nama-nama anak perusahaan itu, misalnya 

PT Samsung Maspion Indonesia, 

PT Altap Prima Industrial Estate, 

PT Alumindo Industrial Estate, 

PT Trisula Pack Indah, 

PT Indofibre Mattress, 

PT TFC Maspion Indonesia, dan 

PT Alaska Maspion Indonesia. 

Maspion kini bukan lagi jago kandang dari 

desa Gubeng, Surabaya, Jawa Timur 

melainkan sudah mulai diperhitungkan 

sebagai pemain bisnis tingkat global yang 

menghidupi 30.000 lebih karyawan.

Alim Husin, pendiri Maspion, memulai 

produksi lampu teplok tahun 1961 

dengan mendirikan usaha kecil UD 

Logam Jawa. Dibantu oleh istrinya 

Angkasa Rachmawati dan delapan orang 

karyawan, Alim Husin ketika itu sanggup 

memproduksi 300 lusin lampu teplok perhari. 

Di sini, walau masih kecil Alim Markus 

kelahiran Surabaya 24 September 1951 

sudah mulai aktif melibatkan diri membantu 

ayahnya. Dan ketika duduk di bangku SMP 

di tahun 1966 dia memilih berhenti sekolah 

untuk terjun langsung memproduksi 

lampu teplok.

Sukses dengan lampu teplok, usaha 

kemudian dikembangkan memproduksi 

lampu badai untuk para nelayan. 

Di kemudian hari dimulai pula produksi 

perabot rumah tangga lain dengan bahan 

plastik seperti ember, baskom, loyang, dan 

sebagainya. Pada tahun 1972 usaha 

keluarga Alim Husin semakin maju dan 

berkembang sehingga dirancanglah 

nama dan logo baru, ketemu Maspion 

yang menurut Alim Markus merupakan 

singkatan dari Mengajak Anda Selalu 

Percaya Industri Olahan Nasional.

Nama dan logo baru ditetapkan pula 

sebagai nama badan usaha baru yang 

dibentuk, PT Maspion. Dan sebagai putra 

tertua adalah Alim Markus muda yang 

ditunjuk langsung sebagai presiden direktur, 

sedangkan Alim Husin sebagai Chairman. 

Saudara kandung lainnya Alim Mulia Sastra, 

Alim Satria, dan Alim Prakasa masing-masing 

didudukan sebagai direktur pengelola. 

Dalam perjalanan selanjutnya, pada diri 

Alim Markus terbukti pengalaman yang 

pernah dilakukannya dahulu semasih 

muda sebagai pekerja keras yang mendapat 

perintah langsung dari ayah, 

semisal membersihkan lantai, 

staf administrasi, staf keuangan, 

bahkan penjualan dan lain-lain, menjadi 

sangat berguna ketika harus melakukan 

pengambilan keputusan sebagai 

pemimpin tertinggi perusahaan.

Alim Markus yang menikahi Sriyanti dan kini 

dikaruniai tujuh orang anak dua laki-laki 

dan lima perempuan menyebutkan, ada 

lima bidang bisnis yang kini aktif digeluti 

Maspion. Pertama produk konsumen yang 

sangat akrab dengan ibu rumahtangga, 

antara lain memproduksi panci teflon, 

termos plastik, kulkas, kompor gas, 

pompa air, kipas angin, dan lain-lain. 

Badan usaha yang terlibat di sini 

PT Maspion, PT Trisula Pack Indah, 

PT Royal Chemical, PT Maspion Flatware, 

dan PT Indofibre Mattres Indonesia. 

Kedua konstruksi material dan industri 

yang melibatkan tujuh anak perusahaan, 

PT Maspion, PT Maspion Kencana, 

PT Indal Steel Pipe, 

PT Alumindo Light Metal Industry, 

PT Aneka Kabel Cipta Guna, 

PT Indal Aluminium Industry, dan PT Indalex. 

Ketiga properti, membangun maupun 

mengelola aset properti seperti Maspion Mall, 

Wisma Maspion, Wisma Moneter, 

Pondok Maspion, CIMAC, 

PT Bintang Osowilangun, 

PT Maspion Industrial Estate, 

PT Alumindo Industrial Estate, dan 

PT Altap Prima Industrial Estate. Satu 

aset tersebut yang kini sangat 

dibanggakan Alim Markus adalah Kawasan 

Industri Maspion seluas 300 hektar, 

100 hektar diantaranya untuk digunakan 

sendiri oleh Grup Maspion. Letaknya hanya 

10 kilometer dari Pelabuhan Tanjung Perak, 

Surabaya. Alim Markus masih menyimpan 

gagasannya tentang kawasan semacam ini. 

Di kawasan ini, Alim Markus bermimpi 

bisa didirikan sebuah lokasi export 

processing zone. Di dalamnya secara 

terpadu terdapat institusi perizinan, 

perbankan, perpajakan, sistem tenaga 

kerja yang sesuai kebutuhan pasar, dan 

semua pengambilan keputusan ada di situ

tanpa birokrasi panjang dan berbelit. 

Hal positif yang bisa dirasakan adalah 

meningkatnya daya saing produk ekspor 

di pasar global serta mengurangi jumlah 

pengangguran. “Kalau RRC bisa 

memberikan tawaran-tawaran yang 

menarik bagi investor asing, kenapa 

kita tidak? Kita tidak boleh kalah bersaing,

” demikian alasan Alim Markus, 

usai melihat gencarnya RRC menawarkan 

investasi dengan memberikan kemudahan, 

memotong jalur birokrasi, bahkan berani 

menghukum birokrat yang korupsi hingga 

hukuman mati.

Bidang bisnis keempat, pendirian gedung 

perkantoran dan bisnis Plaza Maspion 

setinggi 18 lantai di Jalan Gunung Sahari, 

Jakarta Pusat. Dan kelima bisnis jasa 

keuangan dengan bendera usaha 

Bank Maspion, Maspion Securities, dan 

Maspion Money Changer.

Yang menonjol pada diri Alim Markus 

adalah kecintaanya yang luar biasa kepada 

produk lokal. Dan ia tetap konsisten di situ 

walau badai krisis yang menerjang 

menggodanya untuk mengalihkan usaha 

ke tempat lain, RRC misalnya. 

Upah minimum regional (UMR) di 

Jawa Timur yang naik 38 persen pun 

masih belum membuatnya bergeming. 

“Saya akan terus mengendalikan bisnis 

ini di sini,” tegas Markus.

Sebagai perusahaan yang telah berhasil 

mengakumulasi kemampuan modal, 

manajemen, sumberdaya manusia, 

dan jaringan pemasaran adalah tidak 

sulit bagi Alim Markus mengimpor produk-

produk luar lalu melabelinya dengan nama 

Maspion. Tapi, menurut Alim Markus yang 

pernah diajak Megawati dalam rombongan 

kunjungan bisnis kepresidenan ke RRC, 

hal itu tidak akan memberi nilai tambah 

dan tidak ada rasa bangga di situ.

 “Saya harus menekan gaya hidup yang 

import minded, kita harus bangga dengan 

produk kita sendiri.”

Dengan arif dia lalu mencoba 

membandingkan peta bisnis di RRC dan 

Indonesia yang membuatnya prihatin. 

Disebutkannya, misalnya, dari segi material 

cost, component cost, dan labour cost 

Indonesia kalah dengan RRC sehingga 

menggodanya pindahkan industrinya 

ke RRC. Namun itu tadi, Alim Markus 

masih lebih mengutamakan kepentingan 

nasional dan kecintaan produk lokal daripada 

perhitungan cost yang lebih murah. 

“Saya tetap concern dengan karyawan. 

Kalau pemerintah RRC meminta saya 

menanamkan investasi 10 juta dolar AS 

di sana, saya pun mengusulkan agar 

pengusaha mereka menanam juga 

10 juta dolar AS di sini,” tegas Alim Markus.

Kebesaran Maspion harus dipertahankan. 

Caranya adalah memelihara etos kerja 

di lingkungan perusahaan. Alim Markus 

menyebutkan ada lima hal yang menjadi 

etika kerja dan selalu dijunjung tinggi 

seluruh karyawan Maspion. Pertama, 

kerja keras dan kesetiaan karyawan kepada 

perusahaan yang ditunjang dengan 

kemampuan sehingga bisa menghasilkan 

banyak hal yang positif bagi perusahaan. 

Kedua, memimpin pasar dengan 

memberikan keuntungan yang kompetitif 

kepada semua konsumen, sesuatu yang 

memang sangat dibutuhkan oleh konsumen. 

Ketiga, kesatuan dan rasa kebersamaan 

agar perusahaan semakin kuat dan kokoh. 

Keempat, pertumbuhan yang berkesinambungan, 

serta kelima memperhatikan kepuasan 

konsumen

ABURIZAL BAKRIE


  
 ► e-ti/kib 
 Biodata

Nama: 
Ir. H. Aburizal Bakrie
Lahir: 
Jakarta, 15 November 1946
Agama:
Islam
Profesi:
Pengusaha, Politisi, Pejabat
Jabatan:
- Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat KIB 2005-2009
- Menteri Koordinator Perekonomian KIB 2004-2005

Ayah:
Achmad Bakrie

Alamat Rumah:
Jl. Ki Mangunsarkoro No.42, Menteng
Jakarta - 10310
 
 
   
 

Terkaya 

Se-Asia Tenggara

Pengusaha Aburizal Bakrie semakin kaya. 

Menko Kesra ini disebut sebagai orang 

terkaya se Asia Tenggara. 

Dia pengusaha yang terbilang paling 

gemilang pada sepuluh tahun reformasi 

di Indonesia. Selain bisa keluar dari krisis 

ekonomi yang mengancam perusahaannya 

Bakrie Grup, malah menduduki posisi 

penting di pemerintahan dan dalam tempo 

singkat semakin kaya.

 

Aburizal Bakrie

Pengusaha Politisi 

Jadi Menko Kesra

Jabatan Aburizal Bakrie, pengusaha yang 

politisi Partai Golkar, ini dirotasi dari 

Menko Perekonomian menjadi 

Menko Kesra pada resuffle Kabinet Indonesia 

Bersatu yang diumumkan Presiden 

Susilo Bambang Yudhoyono di Gedung 

Agung Yogyakarta, Senin (5/12) pukul 21.00. 

Jabatan Menko Perekonomian dipercayakan 

kepada Boediono.

 

Aburizal Bakrie 

Mencoba 

Keberuntungan

Mantan Ketua Umum Kadin Indonesia 

ini mencoba keberuntungan politik dengan 

ikut menjadi salah satu kandidat calon 

presiden dalam Konvensi Partai Golkar. 

Putera sulung pengusaha H Achmad Bakrie 

kelahiran Jakarta 15 November 1946 

ini pada awal pencalonan didukung tidak 

kurang dari ketiga ormas Trikarya Golkar 

(SOKSI, Kosgoro, dan MKGR). Kemudian ia 

pun masuk dalam tujuh besar pemenang 

prakonvensi yang akan bertanding pada 

Konvensi Capres Partai Golkar selepas 

Pemilu Legislatif.

 

 

 

     

Aburizal Bakrie 

Akan Memberantas Penyelundup

Sebelum menjabat menteri, tokoh yang satu ini adalah trade mark-nya Kadin (Kamar Dagang dan Industri). Sebutan itu bukan tidak beralasan. Selama sepuluh tahun (periode 1994-1999 dan 1999-2004) menukangi Kadin, Aburizal Bakrie berhasil membawa organisasi pengusaha itu sangat berpengaruh dalam pengambilan kebijakan pemerintah.

   

Aburizal Bakrie 

Kekayaan 

Meningkat 

Jadi 

Rp 1,329 T

Dibandingkan dengan 

tahun lalu (2004), 

kekayaan Menteri 

Koordinator 

Kesejahteraan Rakyat 

Aburizal Bakrie naik 

sebesar Rp 130 miliar, 

dari kekayaan pada 

tahun 2004 sebesar 

Rp 1,190 triliun menjadi 

Rp 1,329 triliun. 

Demikian pengumuman 

Komisi Pemberantasan 

Korupsi (KPK), 

 

WILLIAM SOERJADJAJA



 
  
 ► e-ti/sp 
 Nama
William Soerjadjaja
Panggilan:
Om William
Lahir
Majalengka, 20 Desember 1923
Isteri:
Lily Anwar (Nikah di Bandung, 15 Januari 1947
Anak:
- Edward (21 Mei 1948)
- Edwin (17 Juli 1942)
- Joyce (14 Agustus 1950)
- Judith (14 Februari 1952)

Jabatan:
Presiden Komisaris SIMA (PT Siwani Makmur Tbk)

Alamat:
PT Siwani Makmur Tbk
Jalan Teluk Betung No 38, Jakarta 10230 
Tel. : (62-21) 230 2257
Fax. : (62-21) 230 2245 

Factory :
Jl. Gedong Panjang Ujung 12 B, Muara Baru, Jakarta 14440
Tel. : (62-21) 6600976
Fax : (62-21) 6600011

 
 
   

► Selamat datang di situs gudang pengalaman  ► Thank you for visiting the experience site  ► TOKOHINDONESIA DOTCOM  ► Biografi Jurnalistik   ► The Excellent Biography  ► Database Tokoh Indonesia terlengkap yang tengah dikembangkan menjadi Ensiklopedi Tokoh Indonesia online  ► Anda seorang tokoh? Sudahkah Anda punya "rumah pribadi" di Plasa Web Tokoh Indonesia?  ► Silakan kirimkan biografi Anda ke Redaksi Tokoh Indone

 Ketulusan Tapian Panutan

Pendiri PT Astra Internasional dan
Presiden Komisaris SIMA
(PT Siwani Makmur Tbk), kelahiran
Majalengka 20 Desember 1923,
ini seorang anak manusia pilihan yang
menyerahkan semua impian dan
cita-dukanya kepada Sang Pencipta
yang Alfa dan Omega.
 William Soerjadjaja yang akrab dipanggil
Oom Willem adalah taipan panutan yang
tulus mencintai bangsanya.

Impian adalah sebuah kekuatan awal yang
tidak mudah mewujudkannya. Tapi banyak
orang yang mencapai sukses yang bermula
dari suatu impian. Salah satu yang berhasil
mewujudkan impiannya adalah
William Soeryadjaya, pendiri
PT Astra Internasional. Ia seorang anak
manusia yang menyerahkan semua
impiannya kepada Tuhan. Dan, ia telah
meraih impian-impiannya.

 

Kendati, dalam romantika pencapaian 

impiannya, ia juga mengalami jatuh-bangun, 

ia tetap bersujud kepada Tuhan, 

Sang Pencipta yang Alfa dan Omega.

Salah satu mimpinya yang terwujud 

gemilang adalah PT Astra Internasional. 

Hanya dalam tempo 13 tahun sejak 

berdirinya PT Astra Internasional pada 

tahun 1957, tak kurang dari 72 perusahaan 

telah bernaung di bawah bendera grup 

tersebut. Di akhir tahun 1992, jumlah itu 

telah merambah menjadi sekitar 300 

perusahaan yang bergerak di berbagai 

sektor, tidak hanya dalam sektor otomotif 

tetapi juga sektor keuangan, perbankan, 

perhotelan dan properti.

Mimpi ini bermula sejak Oom Willem 

menjalani masa kecil dan remajanya 

di Majalengka, Cirebon. Jiwa wiraswasta 

dari sang ayah, yang mengalir di dalam 

dirinya dari usia dini, telah menempanya 

ulet, cerdas, inovatif dan peka atas 

nalurinya dalam meniti bisnis demi bisinis. 

Dari berdagang hasil bumi dan minyak 

goreng di Jawa Barat, dan berdagang kacang 

dari Bandung ke negeri Belanda pada 1947, 

semasa studi di negeri kincir angin itu, 

Oom Willem tidak kenal kata menyerah. 

Ia ulet, bekerja keras dan berdoa.

Pengalaman jatuh-bangun pastilah dialami 

setiap orang pebisnis. Demikian juga halnya 

pengalaman Oom Willem. Namun, 

ia menegaskan: "Kerugian tidak pernah 

menyurutkan semangat hidup saya.

" Hal ini dibuktikannya dalam menyikapi 

suka-dukanya di PT Astra Internasional,

 yang didirikan dan dibesarkannya tetapi 

harus dilepaskannya, demi tanggung jawab 

pribadinya atas masalah yang menimpa 

Bank Summa, milik putera sulungnya 

Edward Soeryadjaya, di tahun 1992.

 

Hal ini telah menghantarkannya dan 

segenap keluarganya ke masa-masa yang 

amat sulit. Namun, kesulitan itu tidak sampai 

mengambil suka-cita yang bersemi di hatinya. 

Ia menyerahkan semuanya 

kepada kehendak Allah.

Oom Willem, memang bukan sekedar figur 

pebisnis yang sukses dalam bidangnya. 

Sebagai pendiri PT Astra Internasional, 

Oom Willem memang bukan saja telah 

mendirikan sebuah perusahaan yang 

dihormati baik di dalam maupun luar 

negeri oleh karena profesionalisme dan 

integritasnya. Lebih dari itu, lewat visi dan 

komitmen sosialnya, Oom Willem juga telah 

membuktikan sumbangsihnya kepada 

bangsa Indonesia dalam mengangkat 

ekonomi nasional dalam arti seluas-luasnya, 

di antaranya menciptakan lapangan kerja 

bagi puluhan ribu masyarakat Indonesia.

Visi memang merupakan salah satu kata 

kunci dalam kiat menyelami tokoh bangsa 

yang pada usianya yang sudah berkepala 

delapan, tetapi masih terlihat bugar ini. 

Visi tersebut yang memandu seluruh 

kemampuan, dan terutama dalam 

pengembangan sumber daya manusia, 

serta pencapaian tujuan dengan penerapan 

azas corporate governance yaitutransparency (transparansi), 

responsibility (tanggung jawab) dan accountability (pertanggungjawaban). 

Dimensi-dimensi ini yang acap kali tergeser 

ataupun terlupakan oleh sementara orang, 

dalam prioritas pengembangan bisnis 

maupun perekonomian.

Semenjak berdirinya Astra, Oom Willem 

selalu mementingkan pengembangan 

kemampuan dan peningkatan pendidikan 

sumber daya manusia, yang kemudian 

diterapkan secara konsisten dalam 

program-program pelatihan dan beasiswa 

bagi karyawan. Pada saat awal tahun 70-an, 

banyak tenaga kerja yang dikirim ke Amerika, 

Eropa maupun Jepang untuk menambah 

ilmu dan keterampilan. 

Lebih lagi, kesan yang sangat melekat pada 

diri Astra adalah banyaknya tenaga kerja 

pribumi yang dipekerjakan, baik pada 

tingkat karyawan biasa maupun dalam 

jajaran pimpinan. Ini salah satu wujud 

ketulusan, kebanggaan dan kecintaannya 

sebagai warga bangsa Indonesia kepada 

bangsa dan negaranya. "Saya cinta 

Indonesia, saya lahir, hidup dan berkarya 

di Indonesia," tandas Oom Willem 

dengan tulus.

Selain itu, Oom Willem sangat 

mementingkan nilai-nilai seperti naluri, 

loyalitas dan rasa percaya dalam merekrut 

tenaga. Dengan basis ini, banyak inovasi 

bisnis dari pihak karyawan yang disetujui 

untuk diuji-coba apabila dianggap layak, 

agar para karyawan terpacu untuk 

mengasah kreativitas mereka. 

Rasanya tidaklah berlebihan apabila 

sebagai sebuah perusahaan, nama Astra 

tidak terlepas dari sejarah, dan menjadi 

identik dengan kata-kata seperti integritas, 

dan public service 

(layanan kepada masyarakat).

Kendati demikian, PT Astra pun mengalami 

jatuh-bangun, banyak mendapat guncangan, 

terlebih dari lawan-lawan bisnis yang boleh 

jadi iri hati atas suksesnya. Oom William 

dijatuhkan lewat penutupan Bank Summa 

milik Edward Soeryadjaya, anak pertamanya, 

periode tahun 1992-1993. Inilah badai 

terbesar dalam perjalanan bisnis 

sang pendekar ini. 

Oom William pasrah. Ia selalu kembalikan 

kepada Tuhan. Ia selalu berpegang pada 

prinsip: Manusia berusaha, Tuhan menentukan. 

Yang paling penting baginya ketika itu adalah 

nasib para karyawan dan nasabah 

Bank Summa. Ia teramat sedih 

membayangkan pegawai sebanyak itu 

harus kehilangan mata pencahariannya. 

Oleh karenanya ia rela menjual saham-

sahamnya di Astra guna memenuhi 

kewajiban Bank Summa. 

Banyak spekulasi yang berkembang ketika 

Oom Willem terpaksa menjual sahamnya 

di Astra. Spekulasi yang banyak diyakini 

orang adalah adanya rekayasa pemerintah 

untuk menjatuhkan Oom Willem. Namun, 

Oom Willem sendiri tidak pernah merasa 

dikorbankan oleh sistem. Semua itu 

dianggapnya sebagai konsekuensi bisnis. 

Ia tidak mau larut dalam tekanan spekulasi 

dan keluhan. Melainkan ia pasrah dengan 

tulus kepada kehendak Tuhan. Dengan 

ketulusan itu pula, ia terus melangkah 

maju ke depan dengan pengharapan yang 

hidup. Dan, kini, salah satu kepeduliannya 

yang terbesar adalah bagaimana Astra 

dapat terus berperan sebagai agen 

pertumbuhan ekonomi nasional, 

yang antara lain dapat membuka lapangan 

kerja lebih luas.

Memang, membuka lapangan kerja, adalah 

salah satu impiannya yang tetap membara 

dari dulu hingga kini. Sebuah impian dan 

obsesi yang dilandasi kepeduliannya 

kepada sesama. "Salah satu hasrat saya 

dari dulu adalah membuka lapangan kerja,

" katanya. Apalagi kondisi Indonesia saat ini, 

yang dilanda krisis ekonomi, yang berakibat 

bertambahnya pengangguran. 

Impian inilah yang mendorong Omm Wilem 

membeli 10 juta saham PT Mandiri Intifinance. 

Di sini, ia mengumpulkan dana untuk 

diinvestasikan ke dalam pengembangan 

usaha petani-petani kecil dan 

small and medium enterprises 

(usaha-usaha kecil dan menengah).

 Agar dapat menciptakan lapangan-lapangan 

kerja baru dan meningkatkan 

daya beli masyarakat, yang pada akhirnya 

akan mengangkat bangsa ini dari keterpurukan.